Asal 4D Slot Yang Ada Di Jepang

Polisi masih menunggu keterangan korban

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Denpasar Selatan, Kompol I Nyoman Wirajaya mengatakan, belum bisa memastikan barang apa saja yang hilang lantaran korban dalam kondisi koma di rumah sakit.

“Ada dugaan dirampok, tapi kami masih belum bisa pastikan apanya yang hilang karena korban masih koma di BIMC Kuta,” ucap Wirajaya kepada IDN Times.

Wirajaya menyampaikan, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait kejadian tersebut. Apalagi korban masih dalam kondisi koma. Korban ditemukan di semak-semak, dan sempat ada laki-laki yang membuntutinya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

“Korban melompat dari jendela apartemen ke semak-semak belakang apartemen. Ada retak di tulang leher yang menyebabkan korban tidak bisa berbicara, sehingga harus fokus dulu untuk melakukan perawatan,” jelas Wirajaya.

TEMPO.CO, Jakarta - Mochi merupakan kue beras asal Jepang. Kue ini terbuat dari beras bulir pendek yang disebut mochigome, dengan kandungan glutennya yang tinggi membuat tekstur mochi menjadi kenyal. Mochi memiliki rasa manis dan tekstur yang lengket. Seperti dikutip dari Britannica, di Jepang, mochi biasa diolah engan cara dipanggang atau disantap dalam sup panas yang disebut zoni. Biasanya hidangan itu dinikmati saat sarapan pada tahun baru.

Membuat mochi merupakan ritual musim dingin yang dilakukan secara tradisional oleh pasangan suami istri. Melansir Sakura.co, mochi telah menjadi hidangan favorit di Jepang dan sekitarnya, dengan tekstur dan rasa yang unik. Mochi merupakan hidangan spesial pada acara perayaan khusus seperti pernikahan dan Tahun Baru. Ia juga dinikmati sebagai makanan ringan atau makanan penutup.

Mochi sudah menjadi bagian dari budaya Jepang sejak periode Jomon atau masa prasejarah, tepatnya mulai dari 14.000 hingga 300 SM, ketika penanaman padi tersebar luas di Jepang. Tetapi pada periode Nara (710-794 M), mochi mulai menyerupai hidangan yang kita kenal sekarang. Mochi kemudian menjadi populer di kalangan bangsawan, selama periode Heian pada 794 sampai 1185 M. Di mana orang-orang menyajikan mochi pada acara dan perayaan khusus.

Menjelang zaman Edo (1603-1868), mochi telah menjadi makanan pokok orang Jepang, dan mulai berkembang menjadi berbagai variasi dari sejumlah daerah. Saat mochi pertama kali diperkenalkan ke Barat, awalnya orang menyebut mochi sebagai "Kue Beras Jepang".

Mochi dibuat dengan menumbuk beras ketan menjadi adonan lengket. Pembuatan mochi tradisional dilakukan dengan menumbuk beras ketan yang sudah matang dengan palu kayu hingga membentuk adonan lengket dan elastis. Proses ini dikenal sebagai mochitsuki, yang dilakukan orang selama acara dan festival khusus.

Mochi Jepang memiliki sejarah panjang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari banyak tradisi dan ritual. Mochi yang kenyal, gurih, manis, atau di antaranya, adalah cara untuk menyatukan orang, menandai perayaan, dan bahan memamerkan status. Kelezatan manis dan serba guna dari mochi itu dinikmati dalam berbagai bentuk, termasuk isian manis tradisional seperti pasta kacang merah dan kastanye manis, maupun variasi modern seperti es krim dan cokelat.

Saat ini, mochi telah dinikmati dalam berbagai bentuk dan sudah menjadi hidangan populer di seluruh dunia. Teksturnya yang unik serta rasanya yang manis, menjadikan mochi sebagai camilan dan makanan penutup yang disukai semua orang dari segala usia.

Pilihan Editor: Mochi Tahun Baru di Jepang, Selalu jadi Santapan Namun Bisa Sebabkan Kematian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laskar Mataram memulai program training camp (TC) di Kaliurang, Sleman, Senin (15/7/2024). TC merupakan bagian dari persiapan tim menjelang bergulirnya Liga 2 musim mendatang. Agenda ini diikuti semua pemain, termasuk pemain asing.

Program TC rencananya berlangsung selama sepekan. Latihan fisik menjadi menu yang harus dilahap Yudha Alkanza dkk. dalam sesi pemusatan latihan. Selain itu, chemistry antarpemain bisa makin menyatu.

"Harapannya dengan latihan fisik bisa mengembalikan kondisi pemain yang mungkin ada yang drop maupun menjaga yang masih bagus. Ini bisa meminimalisir cedera sebelum latihan," ujar Seto Nurdiyantoro.

"Dalam kompetisi nanti harapannya bisa konsisten dalam bermain dari sisi fisiknya. Lalu ada chemistry, kebersamaannya terjaga. Rencana saya nanti ada motivator, tapi nanti kita lihat bagaimana memotivasi pemain, bagaimana rasa memiliki dengan klub ini," lanjutnya.

Jakarta, IDN Times - Polisi menangkap seorang pria yang diduga akan merampok turis perempuan asal Jepang, bernama Mika Hasegawa (38). Mika sebelumnya melompat dari kamarnya di lantai dua Apartemen Liem House, tempatnya menginap di Jalan Pura Merta Sari IV Pemogan, Denpasar, Senin (25/11) pukul 07.56 WITA. Ia melompat karena ketakutan akan dirampok oleh pria tersebut.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan, penyidik Polda Bali telah berhasil menangkap terduga pelaku.

"Pelaku atas nama FH, umur 38 tahun tinggal di Ngawi (Jawa Timur). Ditangkap di Bandara Soekarno Hatta," jelas Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (27/11).

Baca Juga: Perampokan Puluhan Juta di Balikpapan, Korban Disekap dan Dianiaya

Polisi masih periksa terduga pelaku

Dari hasil penangkapan itu, polisi berhasil mengamankan beberapa barang bukti. Di antaranya, dua buah dompet, uang 155 ribu yen, dua buah handphone, kalung, lima kartu ATM, dan kartu identitas warga negara Jepang.

"Saat ini penyidik Polda Bali telah memeriksa yang bersangkutan," ungkap Asep.

Korban trauma dengan orang berbadan kekar

Korban trauma melihat orang berbadan kekar. Apakah ini petunjuk sebagai sosok pelaku?

“Pelaku ciri-cirinya ada. Kami bekerja sama dengan Polresta dan Polda juga,” ucap Wirajaya.

Kondisi korban yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Bali International Medical Centre (BIMC) Kuta sudah mulai membaik. Wirajaya juga sempat menjenguk korban dan memberikan karangan bunga hari ini pukul 09.00 WITA.

“Saya tadi pukul 09.00 WITA sudah di sana, memastikan kondisi korban untuk dilaksanakan x-ray ulang lagi tentang posisi kondisi terakhirnya. Kemudian saya gak berani wawancara karena dia lagi trauma. Saya hanya mengirimkan karangan bunga saja ke sana sebagai rasa simpati,” jelasnya.

“Kondisi terakhir, sudah sadar dia. Sudah sadar dalam artian tatapan matanya sudah mulai kelihatan fokus. Saya bicara dengan staf dokter di sana juga. Memang untuk sementara kata mereka, agak trauma dengan orang-orang yang berbadan kekar seperti itu,” kata Wirajaya lagi.

Belanja di App banyak untungnya:

TEMPO.CO, Sidoarjo – Warga menemukan berbagai benda purbakala di Situs Tarik, Desa Kedungbocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Selain benda, di desa setempat juga ditemukan bekas bangunan diduga pagar atau dinding dari tumpukan batu bata kuno.

Warga menduga benda-benda purbakala itu merupakan peninggalan masyarakat dan bangsawan era Majapahit. Kedungbocok diyakini bagian dari wilayah Situs Alas (Hutan) Trik yang wilayahnya juga meliputi daerah yang sekarang bernama Kecamatan Tarik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Selain bekas bangunan dan peralatan rumah tangga, ada juga yang menemukan koin mata uang Cina dan ada yang terbuat dari emas," kata Kepala Desa Kedungbocok Mohamamad Ali Ridho, Rabu, 14 Februari 2018. Koin-koin tersebut menurutnya, tersimpan dalam sebuah gerabah seperti kendi. "Ada yang masih utuh dan ada yang sudah pecah," kata pria yang akrab disapa Ridho ini.

Tampak bangunan dari tumpukan batu bata kuno diduga pagar atau dinding yang ditemukan di areal sawah Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 12 Februari 2018. TEMPO/Ishomuddin

Temuan penting lainnya antara lain batu andesit berbentuk persegi panjang berukuran panjang sekitar 1,2 meter, lebar 40 centimeter, dan tinggi 20 centimeter. Batu ini diduga sebagai pondasi atau tempat engsel pintu bangunan zaman dulu. "Batu ini ditemukan di areal persawahan dan butuh 12 orang mengangkatnya," katanya.

Temuan lainnya adalah batu berbentuk lumpang atau lesung beserta alat penumbuk atau alu yang biasa digunakan untuk menumbuk beras atau jagung. Selain itu juga ditemukan jaladwara atau batu ornamen untuk air mancur di pemandian kuno dengan motif hewan mitologi makara. "Jaladwara ini sama dengan yang ada di petirtaan Jolotundo (Mojokerto)," kata Ridho.

Namun rata-rata benda-benda purbakala yang ditemukan sudah tidak utuh atau bentuknya sudah ada yang retak, pecah, atau bopeng. Selain benda purbakala terbuat dari batu, juga ditemukan puluhan pecahan benda dari keramik, fosil kayu, dan fosil tulang dan gigi hewan. Namun belum diketahui apakah usia fosil tersebut dalam zaman yang sama dengan benda peralatan manusia yang ditemukan.

Menanggapi temuan benda-benda purbakala tersebut, Kepala Seksi Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Edhi Widodo mengatakan pihaknya sudah melihat namun belum mengidentifikasi. "Ini membuktikan wilayah setempat daerah hunian," katanya.

Ia berharap setiap benda atau bangunan purbakala yang ditemukan sebaiknya tidak dipindah, diambil, atau dirusak. "Kami akan kesulitan mengungkap konteksnya bagaimana karena kami tidak tahu proses pemindahannya," ujar arkeolog yang akrab disapa Widodo ini. Namun ia mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintah desa dan komunitas pelestari cagar budaya dalam menyelamatkan bangunan maupun benda cagar budaya.

Tampak bangunan dari tumpukan batu bata kuno diduga pagar atau dinding yang ditemukan di areal sawah Desa Kedung Bocok, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 12 Februari 2018. TEMPO/Ishomuddin

Menurut Widodo, jika merujuk serat Pararaton memang disebutkan Raden Wijaya mendirikan Majapahit di Alas Wong Trik atau hutannya orang Trik. Daerah Trik tersebut diyakini juga meliputi wilayah yang sekarang bernama Kecamatan Tarik.

"Daerah Tarik itu memang awal Majapahit. Di kitab Pararaton disebutkan Raden Wijaya dalam mendirikan Majapahit di Alas Wong Trik," katanya. Namun yang selama ini dikenal ibukota Majapahit adalah Trowulan, Mojokerto, yang kaya dengan temuan arkeologi baik bekas bangunan dan benda purbakala.

Simak artikel menarik lainnya tentang Situs Peninggalan Majapahit hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Pelaku diduga kuat menguasai lokasi tempat tinggal korban

Wirajaya mengungkapkan, pelaku diduga kuat sudah menguasai lokasi tempat tinggal korban. Korban sendiri tinggal bersama anaknya dan sudah 3,5 tahun di apartemen tersebut. Mereka kerap pulang ke Jepang.

“Ada potensi mereka itu sangat familiar dengan lokasi itu. Saya tidak mengatakan ada orang dalam,” terang Wirajaya.

Saat kejadian jatuh dari apartemen lantai dua, korban mengaku baru pulang mengantar anaknya sekolah. Saat itulah korban merasa dibuntuti. Hal tersebut dibenarkan Wirajaya dan dibuktikan dengan rekaman Closed Circuit Television (CCTV) apartemen korban. Namun sejauh mana korban dibuntuti, pihak kepolisian belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.

“Kelihatan satu orang. Diikutin. Diikutin karena dia tidak mungkin masuk sendiri. Tidak terlalu terekam di CCTV kalau dari jauh dia mengikuti. Karena kuncinya pakai elektrik. sistem elektrik harus pakai card,” jelasnya.