Jumlah Malaikat Yang Kita Ketahui

Berapa jumlah malaikat yang sebenarnya? Sebagai makhluk yang paling patuh dan taat kepada Allah SWT serta mengemban tugas-tugas tertentu, keberadaan malaikat disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits, salah satunya pada surat An Nisa ayat 136.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ءَامِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِى نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلْكِتَٰبِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِن قَبْلُ ۚ وَمَن يَكْفُرْ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya,"

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mempercayai keberadaan malaikat termasuk ke dalam rukun iman dalam ajaran Islam. Seorang muslim harus meyakini dan mengimani sifat-sifat dari tiap-tiap malaikat.

Disebutkan dalam buku Pengantar Ilmu Tauhid tulisan A Muzammil Alfan Nasrullah MAg, malaikat berasal dari kata "malak" yang artinya kekuatan. Di agama Islam sendiri, ada 10 malaikat yang wajib diketahui.

Lantas, berapa jumlah malaikat yang sebenarnya?

Keutamaan Malaikat

Ada beberapa keutamaan yang juga dimiliki oleh malaikat yaitu:

Berapa jumlah malaikat yang ada?

Sebagian kita memiliki anggapan bahwa jumlah malaikat ini hanya sepuluh, atau tidak lebih dari sepuluh saja. Apakah ini anggapan yang benar?

Yang benar, jumlah malaikat itu tidak terhitung. Tidak ada yang bisa menghitung jumlah malaikat kecuali hanya Allah Ta’ala saja. Hal ini berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَاناً وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلاً كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ

“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat. Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin, dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al-Mudatsir [74]: 31)

Baca Juga: Kedudukan Iman terhadap Malaikat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika menceritakan peristiwa Isra’ dan Mi’raj dalam sebuah hadits yang panjang,

فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ

“Kemudian aku ditampakkan al-Baitul Ma’mur. Aku bertanya kepada Jibril, lalu dia menjawab, ‘Ini adalah al-Baitul Ma’mur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat mendirikan shalat di sana. Jika mereka keluar (untuk pergi shalat), tidak ada satu pun dari mereka yang kembali.’” (HR. Bukhari no. 3207)

Dari sahabat Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ

“Sesungguhnya aku melihat yang tidak kalian lihat, mendengar yang tidak kalian dengar, langit merintih, dan laik baginya merintih. Tidaklah di sana ada tempat untuk empat jari, melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya seraya bersujud kepada Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2312, dinilai hasan oleh Al-Albani)

Maksudnya, karena banyaknya jumlah malaikat, sehingga langit pun merintih ketika menopang berat mereka. Ini adalah permisalan jumlah malaikat yang sangat banyak.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ السَّابِعَةِ، أَوِ التَّاسِعَةِ وَعِشْرِينَ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ أَكْثَرُ فِي الْأَرْضِ مِنْ عَدَدِ الْحَصَى

“Malam lailatul qadar adalah malam yang kedua puluh tujuh atau kedua puluh sembilan. Jumlah malaikat di bumi ketika itu lebih banyak dari jumlah yang bisa terhitung.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya, 3: 332, no. 2194. Sanadnya dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah)

Dari ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada tempat untuk telapak kaki di langit dunia, kecuali di sana terdapat malaikat yang sedang sujud atau berdiri (shalat). Inilah perkataan malaikat,

وَمَا مِنَّا إِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَّعْلُومٌ  ؛ وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ ؛ وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ

“Tiada seorang pun di antara kami (malaikat), melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).” (QS. Ash-Shaaffat [37]: 164-166)  (HR. Abu Asy-Syaikh dalam Al-‘Uzhmah, 1: 260. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 3: 49)

Dalil-dalil ini menunjukkan banyaknya jumlah malaikat. Dan tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah Ta’ala. Membahas masalah ini (jumlah pasti dari malaikat) tidaklah diperbolehkan, karena itu termasuk dalam perkara ghaib yang tidak Allah Ta’ala jelaskan kepada mukallaf. Kewajiban kita terhadap perkara ghaib semacam ini adalah diam dari perkara yang tidak disebutkan secara rinci oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

@Rumah Kasongan, 2 Rabi’ul awwal 1442/ 9 Oktober 2021

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel: Muslim.or.id

Disarikan dari kitab Haqiqatul Malaikat karya Ahmad bin Muhammad bin Ash-Shadiq An-Najar, hal. 50-51. Kutipan-kutipan dalam artikel di atas adalah melalui parantaraan kita tersebut.

Sebagai muslim kita harus tahu apa saja nama malaikat dan tugasnya yang jumlahnya ada 10. Simak pembahasan lengkapnya di artikel berikut.

Tugas yang dilakukan oleh malaikat adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Allah telah menciptakan malaikat dengan banyak keistimewaan yang dimilikinya. Sehingga nama malaikat dan tugasnya harus diketahui dengan baik.

Malaikat mempunyai beberapa tugas yang diberikan oleh Allah dan tugas itu ditujukan untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi ini.

Umat Islam juga wajib meyakini adanya malaikat seperti rukun iman yang kedua dan mengetahui apa saja tugasnya.

Penamaan Nama Malaikat

Malaikat Allah juga memiliki namanya masing-masing, seperti yang sudah dibahas di dalam nama malaikat dan tugasnya masing-masing.

Kewajiban manusia adalah beriman kepada para malaikat yang memiliki nama tersebut secara global.

Kita beriman pada malaikat dengan nama-nama mereka yang bahkan sudah diingat di luar kepala, dan selalu disebutkan dengan rinci oleh Allah dan Rasul.

Beberapa nama malaikat yang dikenal adalah Malaikat Jibril, Israfil, Mikail, Izrail, dan masih banyak lagi.

Manusia juga beriman kepada malaikat-malaikat Allah yang namanya tidak diketahui secara global.

Orang tidak boleh memberi nama pada malaikat yang tidak diketahui namanya, tanpa dalil yang jelas dan shahih atau dari Al Quran.

Tidak Menyukai Bau Anjing dan Patung

Sifat lainnya yang dimiliki oleh malaikat adalah tak suka dengan bau anjing ataupun patung. Bahkan malaikat tak akan pernah masuk ke dalam rumah yang ada patung atau anjingnya.

Bisa Merubah Wujud

Malaikat juga merupakan makhluk yang bisa merubah wujud atau bentuknya sendiri.

Bahkan malaikat bisa berwujud seperti manusia pada umumnya, atau bisa juga berwujud seperti binatang misalnya kuda.

Mempercayai Rezeki yang Diberi oleh Allah

Malaikat Mikail memiliki tugas dalam menjadi perantara untuk memberi rezeki dari Allah pada seluruh makhluk hidup di dunia.

Setiap manusia tentu akan berusaha untuk mendapat rezeki, yang dimana rezeki tersebut juga adalah pemberian Allah.

Sifat dan Bentuk Malaikat

Selain nama malaikat dan tugasnya, manusia juga wajib beriman pada sifat-sifat baik malaikat.

Baik sifat mereka yang berupa kholqiyah maupun sifat mereka yang berupa khuluqiyah. Sifat kholqiyah adalah sifat yang berupa wujud/bentuk/fisik dari malaikat.

Seperti yang pernah disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa ia pernah melihat sifat bentuk dari Malaikat Jibril, yang dimana Jibril memiliki 600 sayap yang hampir menutupi ufuk pada saat itu.

Namun bentuk malaikat dapat berubah-ubah sesuai dengan kehendak Allah. Misalnya Malaikat Jibril yang datang menemui Nabi Muhamman SAW yang menyerupai seorang lelaki, dengan bajunya yang sangat putih dan rambutnya yang sangat hitam.

Manusia juga harus mengimani sifat malaikat yang berupa khuluqiyah yaitu sifat yang berupa kebaikan dari para malaikat tersebut.

Hamba Allah yang Dimuliakan

Semua malaikat memiliki kedudukan yang tinggi di mata Allah, karena malaikat menjadi makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah SWT.

Malaikat menjadi makhluk Allah yang paling taat baik dari ucapan ataupun perbuatan yang dilakukannya.

Ada sosok malaikat yang pernah bertanya kepada Nabi Muhammad, tentang tiga pondasi dalam hidup yang berkaitan dengan keberagaman dalam hidup kita. Jawabannya adalah ihsan, iman, dan islam.

Dalam ketiga pondasi itu terdapat makna dan apa saja hubungannya dengan Al Quran karena ketiga pondasi itu tak dapat dipisahkan.

Maka hidup pun akan menjadi lebih berkah dan kesucian islam selalu terjaga dengan baik.

Menyempurnakan Iman Kepada Allah

Hikmah berikutnya dalam beriman kepada malaikat adalah dapat meningkatkan sekaligus juga menyempurnakan iman pada Allah SWT.

Beriman kepada malaikat menjadi rukun iman yang kedua yang wajib dipercaya.

Meningkatkan iman pada Allah dapat dibuktikan juga dengan mendekatkan diri pada Allah dan menjauhi laranganNya.

Dengan beriman kepada malaikat hal itu dapat menyempurnakan iman kepada Allah SWT.

Usahakan juga untuk memberi edukasi pada anak-anak mengenai iman pada malaikat sejak mereka masih kecil.

Agar mereka bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaannya pada rukun iman dan juga rukun islam, termasuk pada malaikat Allah.

Dalam meyakini nama malaikat dan tugasnya, teruslah berbuat baik. Misalnya dengan melakukan sedekah pada orang-orang yang membutuhkan dengan melalui Lembaga Yayasan Yatim Mandiri yang sudah terpercaya, dan menjadi lembaga terbaik yang ada saat ini.

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Diantara tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, Dia menciptakan makhluk yang jauh lebih besar dari pada jin dan manusia, selalu taat terhadap perintah dan mematuhi aturannya, dalam jumlah yang sangat banyak. Saking banyaknya, tidak ada satupun yang tahu populasinya kecuali Allah yang menciptakannya. Allah menjadikan mereka sebagai pasukan-Nya (junudullah). Berikut beberapa dalil yang menerangkan jumlah malaikat,

Pertama, firman Allah yang menyebutkan tentang pasukan-Nya,

وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ . لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ . لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ . عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ

Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.  (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (QS. Al-Muddatsir: 27 – 30)

Ketika turun ayat ini, Abu Jahal bekomentar,

أما لمحمد من الجنود إلا تسعة عشر

“Muhammad tidak memiliki pasukan kecuali 19 orang.”

Menanggapi ucapan lancang ini, Allah menurunkan ayat berikutnya yang menceritakan penjaga neraka. Di akhir ayat Allah menegaskan,

وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ

“Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasukan Tuhanmu kecuali Dia. Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al-Muddatsir: 31).

Ketika menafsirkan ayat ini, Al-Qurthubi mengatakan,

وما يدري عدد ملائكة ربك الذين خلقهم لتعذيب أهل النار إلا هو أي إلا الله جل ثناؤه

Tidak ada yang tahu jumlah Malaikat Tuhanmu, yang Dia ciptakan untuk menyiksa penghuni neraka kecuali Dia, yaitu Allah Ta’ala. (Tafsir Al-Qurthubi, 19/82).

Kedua, hadis tentang langit merintih

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

“Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat, aku mendengar sesuatu yang tidak kalian dengar. Langit merintih… dan layak baginya untuk merintih. Tidak ada satu ruang selebar 4 jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang meletakkan dahinya, bersujud kepada Allah. Demi Allah, andaikan kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan sering menangis…” (HR. Ahmad 21516, Turmudzi 2312, Abdurrazaq dalam Mushanaf 17934. Hadis ini dinilai hasan lighairihi oleh Syuaib Al-Arnauth).

Allaahu akbar…, betapa banyaknya jumlah mereka..

Ketiga, hadis tentang baitul ma’mur

Ketika dinaikkan ke langit (kejadian mi’raj), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat banyak hal luar biasa. Diantaranya adalah baitul ma’mur. Beliau menceritakan,

فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ

Kemudian ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Akupun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya.‘ (HR. Bukhari 3207, Muslim 164, Nasai 448 dan yang lainnya). Subhanallaah..

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang senantiasa takut kepada-Nya dan mengagungkannya.

Ditulis oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)

🔍 Memegang Kemaluan Suami, Cara Rujuk Talak 2, Sudah Menopause Keluar Darah Lagi, Doa Tutup Tahun Hijriyah, Doa Tawaf Wada, Menghilangkan Pelet

Visited 240 times, 1 visit(s) today

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Neraka dijaga para malaikat yang digambarkan bertubuh sangat besar dan memiliki kekuatan yang sangat kuat.

Mereka tidak pernah mendurhakai Allah dan selalu melaksanakan apa yang Allah SWT perintahkan. Hal tersebut tercantum dalam firman Allah dalam surat At Tahrim ayat 6:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Prof Dr Umar Sulaiman Al Asyqar mengatakan dalam bukunya Surga dan Neraka menurut Alquran dan as-Sunnah, jumlah para penjaga itu ada 19 malaikat, seperti yang disebutkan dalam surat Al Muddatsir ayat 30:

عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَۗ “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).”

Kemudian orang-orang yang tidak beriman akan tertipu pada jumlah malaikat penjaga neraka hingga mereka mengira bisa mengalahkannya. Mereka tidak menyadari satu di antara para malaikat penjaga memiliki kekuatan yang bisa menandingi seluruh umat manusia. Allah SWT berfirman dalam surat Al Muddatsir ayat 31:

وَمَا جَعَلْنَآ اَصْحٰبَ النَّارِ اِلَّا مَلٰۤىِٕكَةً ۖوَّمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ اِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْاۙ “Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir.”

Ibnu Rajab mengatakan dalam At-Takhwif Min An-Nar, pendapat yang masyhur di kalangan salaf maupun khalaf adalah fitnah (cobaan) bersumber dari disebutnya jumlah para penjaga malaikat yang membuat orang-orang tak beriman tertipu dengan sedikit jumlah.

Mereka menyangka dapat mengalahkan para malaikat dengan melawannya padahal tidak tahu setiap malaikat memiliki kekuatan yang tidak dapat dilawan oleh seluruh manusia. Para malaikat inilah yang disebut sebagai khazanat Jahanam atau para penjaga neraka Jahanam. Allah berfirman dalam surat Al Mu’min ayat 49:

وَقَالَ الَّذِيْنَ فِى النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوْا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِّنَ الْعَذَابِ “Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja.”